Mantan Menteri Fahmi Idris Meninggal Setelah Berjuang Melawan Kanker Darah
Mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Indonesia era Presiden BJ Habibie, Fahmi Idris meninggal dunia pada Minggu (22/5) kemarin sekitar pukul 10.00 WIB. Ia mengembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Medistira setelah berjuang melawan penyakit kanker darah yang diidapnya sejak beberapa tahun terakhir. Kabar duka meninggalkan Fahmi awalnya disampaikan anaknya, Fahira Idris.
"Telah berpulang ke Rahmatullah Ayah saya, Bp. Prof. Dr. H. Fahmi Idris bin Idris Marah Bagindo Wafat jam 10.00 wib di ICU RS Medistra," kata anggota DPD RI itu. Dari Rumah Sakit Medistra jenazah Fahmi dibawa ke rumah duka di Mampang Prapatan IV Nomor 20, Jakarta Selatan. Di sana masyarakat sekitar hingga pejabat negara tampak hadir.
Mulai dari Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan, dan politisi Golkar Yoris Raweyai. Hadir pula Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar. Kepada awak media Yoris mengungkapkan penyebab wafatnya Fahmi Idris. Politisi senior Partai Golkar itu disebut mengidap penyakit kanker darah. “Kena kanker, kanker darah,” kata Yoris. Ia menjelaskan mendiang Fahmi Idris sudah sejak 2008 mengidap kanker darah. Sejak saat itu pula mantan Menteri Tenaga Kerja itu bolak balik berobat ke rumah sakit hingga akhirnya meninggal.
”Berobat berobat, terakhir empat hari ini masuk dan menghembuskan nafas terakhir,” tuturnya. Dari rumah duka jenazah Fahmi Idris dibawa ke tempat peristirahan terakhirnya di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Jakarta. "Terima kasih untuk masyarakat yang sudah mengantarkan sampai Pemakaman Tanah Kusir," ungkap Fahira Idris, anak almarhum.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang ikut mengantar jenazah Fahmi hingga ke TPU Tanah Kusir mengungkapkan bela sungkawanya. Anies juga menceritakan kenangannya terhadap mendiang Fahmi Idris yang disebutnya sebagai tauladan. ”Saya menemukan keteladanan di dalam berjuang dari diri Allah Yarhamka Fahmi Idris. Dan Allah Yarhamka juga adalah pribadi yang selalu responsif,” kata Anies di depan liang lahat sebelum Fahmi Idris dimakamkan.
Anies berkisah, Fahmi merupakan pejuang legendaris. Dia menambahkan, mendiang yang sekaligus Ketua Laskar Arif Rahman Hakim semasa muda sudah berjuang dan banyak berkontribusi bagi negara. ”Dan sesudah itu beliau tidak berhenti jadi aktivis sampai menjelang akhir hayatnya beliau selalu peduli, aktif, terlibat,” ucap Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini. “Usia bertambah tapi semangat tak pernah pudar.” Anies juga mengaku kehilangan atas kepergian sosok Fahmi Idris. Dia pun mendoakan agar almarhum ditempatkan di tempat terbaik di sisi Allah SWT.
“Insya Allah khusnul khatimah, Insya Allah ditinggikan derajatnya, Insya Allah dan segala amal jariyah, Insya Allah jadi amal tanpa putus bagi almarhum,” katanya. “Kami merasa kehilangan, dan kita mendoakan semoga keluarga diberi kekuatan ketabahan dan ibu fahira sebagai salah satu anak yang aktif meneruskan perjuangan ayahanda, Insya Allah bisa terus bawa nama besar, nama baik Pak almarhum Fahmi Idris,” lanjut dia. Fahmi lahir pada 20 September 1943 di Jakarta, saat Indonesia masih dijajah Jepang. Kedua orang tuanya merupakan pasangan perantau asal Minangkabau. Ayah Fahmi, Haji Idris Marah Bagindo, merupakan seorang pedagang yang mendidik anak anaknya untuk taat beragama dan disiplin.
Selama masa mudanya Fahmi terkenal bengal dan suka berkelahi. Ia lulus dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada 1969. Di kampus tersebut, Fahmi dikenal sebagai aktivis yang ulet dan cekatan. Beberapa jabatan kemahasiswaan sempat ia sandang, antara lain sebagai pimpinan Himpunan Mahasiswa Islam, Ketua Senat Fakultas Ekonomi UI (1965 1966), dan Ketua Laskar Ampera Arief Rachman Hakim (1966 1968). Fahmi mulai meniti karier sebagai pengusaha pada 1966 saat ia mendirikan PT Kwarta Daya Pratama. Pada 1979, ia menjabat sebagai direktur utama Kongsi Delapan (Kodel Group), sebuah perusahaan konglemerasi yang didirikannya bersama Aburizal Bakrie, Soegeng Sarjadi, Abdul Latief dan Pontjo Sutowo.
Pada era 1980 an, perusahaan tersebut menggurita dengan mengelola usaha di bidang agrobisnis, perdagangan, perbankan, perminyakan, hingga hotel. Kodel Group kemudian membangun Hotel The Regent (kini Four Seasons Jakarta) di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan. Bisnis propertinya tak hanya di Jakarta tetapi juga merambah ke mancanegara. Di Beverly Hills, California Fahmi membangun sebuah hotel, Regent Beverly Whilshire. Fahmi terjun ke dunia politik dengan bergabung di Partai Golkar. Ia menjabat sebagai Ketua DPP Golkar di Jakarta pada periode 1998 2004. Ia diangkat sebagai Menteri Ketenagakerjaan dalam Kabinet Reformasi Pembangunan di masa pemerintahan Presiden BJ Habibie. Kemudian, ia menjabat sebagai Menteri Perindustrian dan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada Kabinet Indonesia Bersatu pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Fahmi juga pernah terpilih menjadi anggota DPR GR mewakili kalangan mahasiswa, serta ketua Fraksi Golkar di MPR RI.
Di 2016, ia sempat menjadi sorotan publik ketika meminta Saut Situmorang yang saat itu menjabat sebagai wakil ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), mundur dari jabatannya dan diadili secara hukum.